Senin, 05 Oktober 2015

Pull Talinya Cuk...!!!

Dewang "Gino" prasetyo leader di Tebing Gunung Kelud, Jawa Timur

Terdengar lucu memang judul artikel di atas, penggabungan antara bahasa inggris dan bahasa daerah surabaya, pull yang berarti kencangkan (tali carnmantel) dan cuk yang berarti kawan ku yang ganteng :-) 

Namun apakah maksud teriakan tersebut?

Komunikasi antara leader pemanjatan dengan seorang belayer (orang yang mengamankan leader saat memanjat) yang ada di dasar tebing adalah kunci utama dalam keberhasilan pemanjatan. Karena arus informasi antara tim yang di atas tebing dengan tim yang di dasar tebing harus berjalan lancar. Informasi apakah leader butuh tali carnmantel dikencangkan atau dikendorkan, apakah pengaman di pitch (tempat istirahat tim pemanjatan) sudah selesai dibuat, bahkan pemberitahuan akan kondisi bahaya misalnya ada alat atau batuan yang jatuh dari atas tebing. 

Namun terkadang komunikasi sangat sulit dilakukan antara tim yang di atas tebing dengan tim yang berada di dasar tebing, kondisi seperti itu sangat dipengaruhi oleh ketinggian dan bentukan dinding tebing yang menghambat suara sampai kepada penerima. Walaupun di era saat ini alat bantu komunikasi sangat mudah diperoleh seperti Walky Talky, namun karena medan bentukan tebing terkadang memutus sambungan tersebut, sehingga memaksa seseorang berteriak dengan sekencang – kencangnya agar dapat terdengar oleh penerima, yang terkadang harus “dibumbui” emosi dan dengan sedikit joke bahasa seperti judul artikel di atas. Hal ini bukanlah untuk menyinggung, mengejek atau mengatai seseorang, melainkan sebagai pemersatu tim tersebut. Agak sedikit sulit dipahami memang bagi orang awam bagaimana bahasa tersebut bisa mempersatukan tim menjadi solid, namun para pemanjat dapat memahami hal tersebut dan dapat mencairkan kondisi saat itu yang memang berat dirasa oleh tim pemanjatan, yaitu hawa panas dari matahari, rasa lelah berkegiatan, haus serta mungkin frustasi karena medan yang dihadapi seorang leader pemanjatan cukup sulit. (Wd)