Rabu, 09 Desember 2015

Pengurangan Emisi Karbon Jangan Hanya Slogan

GALIA NEWS - Jakarta, Ketua Kaukus Ekonomi Hijau (KEH) DPR Satya Widya Yudha menyatakan pentingnya peran negara dalam aksi mengurangi emisi karbon. Aksi tersebut diminta tidak hanya sebagai slogan, namun harus ada kekuatan hukum yang mengikat.

Hal itu disampaikan Satya saat tampil sebagai pembicara dalam dialog bertajuk United Nations Sustainable Stock Exchanges (SSE) Leaders Luncheon on Climate di Paris, Senin (7/12). Dalam acara yang menjadi bagian dari Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (COP21) ini, Satya menjadi satu-satunya pembicara dari Indonesia. Acara tesebut dihadiri para CEO pasar modal dan lembaga keuangan dunia. Antara lain Nasdaq, Euronext, Londo Stock Exchange, Swiss Stock Exchange, Bloomberg, Moody’s, Mirova, Aviva, Hermes, dan Pirelli.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menegaskan pentingnya peran negara dalam aksi mengurangi emisi karbon. Dia pun berharap hasil Konferensi Perubahan Iklim mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Menurutnya, masyarakat bursa saham baru bisa bergerak kalau ada konsistensi tersebut.  Agar konsistensi terjadi, dia berpendapat perlu kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat sipil dan lembaga keuangan untuk mewujudkan pencapaian target pengurangan emisi ini.

“Jangan jadikan rencana aksi pengurangan emisi karbon ini hanya sebagai slogan,” ujar Satya.

Dia menyatakan setuju dengan pendapat Prof. Jeffrey Sachs dari Columbia University bahwa target mempertahankan kenaikan suhu maksimum dua derajad celcius harus diikuti dengan aksi yang jelas dari setiap negara.

Kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap perubahan iklim memang kian meningkat, dan mempengaruhi kebijakan di banyak negara. Kebijakan atas perubahan iklim ini juga mempengaruhi kebjakan dan regulasi investasi, dan tentu saja berpengaruh terhadap pasar modal, investor, dan korporasi.

Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim di Paris ini, diyakini bakal menelorkan kebijakan perubahan iklim yang akan mempengaruhi pasar dalam beberapa tahun mendatang.  Untuk mengetahui bagaimana para pemimpin pasar modal membantu men-deliver keputusan penting Paris ini ke pasar, dan bgaimana bentuk pasar modal di masa mendatang, maka PBB menggelar dialog Sustainable Stock Exchanges (SSE) Leaders tersebut.

“Saya diundang selaku Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR,” tutur Satya dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi, Rabu (9/12).

Dia menuturkan, sejak tahun 2012, pihaknya telah menggalang sejumlah anggota DPR  lintas komisi dan fraksi untuk membentuk Kaukus Ekonomi Hijau DPR. Kaukus ini bentuk komitmen bersama untuk memperkuat peran DPR dalam menjalankan pembangunan rendah karbon (low carbon growth).

Menurut Satya, Indonesia masih punya ketergantungan konsumsi yang cukup tinggi terhadap bahan bakar fosil, sehingga menjadi salah satu negara penghasil emisi yang besar di dunia. “Kami berupaya turut mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berdaya dukung lingkungan, melalui kerja-kerja di parlemen,” paparnya. (Pris)