Foto: Beberapa anggota Mapala UPN Jogja melakukan pencarian dan evakuasi korban di Baraloa,Palu.
(Jogja,16/10/2018) Dewasa ini kembali "Ibu Pertiwi "diuji" oleh Penciptanya. Diguncang dan di bandangkan air-air lautNya. Setelah Gempa bumi di Lombok yang baru berakhir masa tanggap darurat nya, kemudian disusul oleh Palu,Donggala dan sekitarnya yang mendapat "jatahnya". Terjadilah Gempa bumi berkekuatani 7,4 SR yang tak berselang lama diikuti Tsunami di pesisir pantai Palu,Sulawesi Tengah dan sekitarnya pada hari Jum'at (28/9/2018).
"Ayo bersiaplah,ibu Pertiwi telah memanggil" tukas Fahrur Rozi (seorang pemuda yang sekaligus Ketua Mapala UPN Jogja). "Cepat dikoordinasikan di semua lini yang sekiranya dapat membantu tugas kemanusiaan ini" Lanjutnya. Melalui rapat-rapat kecil, diskusi-diskusi mendadak,dan penyusunan-penyusunan operasional sederhana,kita mempersiapkan diri. Karena dalam situasi darurat seperti ini dibutuhkan keputusan yang cepat akan tetapi tepat. Kemudian diputuskan 3 Anggota pilihan Mapala UPN Jogja untuk bertolak ke Palu yang terdampak bencana.
Foto: pelepasan tim SAR dan Assesment ke Palu,di gedung Rektorat UPNVY.
Tak berselang lama gayung pun bersambut, niat baik ini disambut baik pula oleh pihak Rektorat UPNVY, diberikannya izin dan didukungnya segala kebutuhan dalam misi kemanusiaan ini. Kemudian dengan persiapan-persiapan sebelum keberangkatan,dari mulai persiapan alat,dana sampai perbekalan ilmu dan materi,ketiga Anggota Mapala UPN Jogja yang bernama; Stefanus "Warok" N,Dwi "Loboy" Prasetya,Hafiz "Loki" Ragil ditambah dengan 3 personil dari Menwa diberangkatkan pada Rabu (03/10/2018) ke Palu melalui jalur udara ke Makassar dilanjutkan jalur darat untuk ke Palunya.
Kemudian sampailah mereka di Palu,setelah 4 hari total keseluruhan perjalanan dari Jogja,kemudian langsung sebagian dari mereka bergabung dengan tim SAR MDMC Jogja,yang sebelumnya sudah berkoordinasi dan sebagian lainnya ditugaskan menjadi tim Assesment bencana. Daerah operasi dari kedua tim ini berbeda,dimana tim SAR dan evakuasi beroperasi disekitar Baraloa,Kota Palu sedangkan tim Assesment data beroperasi di sekitar Kab. Sigi .
Foto: melakukan trauma healing kepada anak-anak di Posko UPN.
akan tetapi hai ltu bukan berarti berakhir pula pengabdian kita disana. Sampai tulisan ini dibuat masih ada beberapa personil yang disana dan membuka Posko UPN yang bekerja sama dengan pihak Pusat Studi Manajemen Bencana UPNVY (PSMB) untuk melanjutkan pengabdian membantu saudaranya di Ibu Pertiwi ini.
____________________________________________________
Menjelang Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2018,dimana dalam peringatan tersebut banyak makna dan filosofi-filosofi mengenai Pemuda yang meng-Indonesia. Sedikit banyak Pemuda Mapala UPN sudah satu langkah didepan dalam meng-Indonesiakan diri. Pemuda yang dalam aplikasi rasa cinta terhadap negerinya bukan hanya kata-kata dan debatnya mengendap di meja-meja rapat ataupun ilmu dan pengetahuanya sebatas di ruang pengap kelas lalu terhalang keluar oleh jendela-jendela kelas perkuliahan. Pemuda Mapala UPN diharapkan menjadi garda terdepan pembangunan negeri yang kongkrit dengan caranya. Pemuda yang bukan pemuda remeh temeh, setelah melalui pendidikan ilmu,fisik dan mentalnya.
Dibuktikan dengan artikel diatas,dimana pemuda yang rela "meninggalkan" kuliah serta segala kegiatannya di Jogja untuk sedikit "mendharmakan" ilmu dan tenaga untuk saudaranya yang tidak se Suku dan s Ras dengannya yang lagi terdampak bencana. Tak lain dan tak buka alasannya karena kita adalah satu, Indonesia,karena juga Bhineka Tunggal Ika bukan hanya dasar,slogan atau hipokrisi semata. Melainkan cerminan nyata Indonesia yang tergali dari kepribadian luhur rakyat Indonesia, tak terkecuali kita sebagai pemuda Indonesia!
Terima kasih sobat,jasamu abadi. Salam kemanusiaan!
Editor by:
(Badan Galia Mapala UPN/Rowo MPA 017.234)