Kamis, 01 Oktober 2015

Emas, Tekanan Jual Setelah ADP Nonfarm Employment Change



GALIA NEWS - Jogja, Rilis data U.S ADP Nonfarm Employment Change semalam memberi penguatan  keyakinan bagi investor akan kenaikan suku bunga The Fed. sebagaimana yang disampaikan oleh Janet Yellen bahwa faktor penentu akan kenaikan suku bunga adalah tingkat inflasi yang ditargetkan 2% ditahun ini dan tingkat tenaga kerja. ADP Nonfarm Employment change naik dari 186K menjadi 200K yang menunjukan mulai menggeliatnya roda ekonomi U.S.

Ketika berbicara pada Simposium Komunitas Perbankan dihari Rabu, Yellen tidak mengomentari kebijakan  yang diambil ataupun menyinggung perihal perbedaan pendapat antar pimpinan Bank Central U.S mengenai kenaikan suku bunga jangka pendek, namun Yellen menyampaikan mengenai betapa pentingnya peran bank - bank kecil bagi ekonomi U.S dan The Fed akan berusaha membuat kebijakan yang memastikan kebijakan yang diambil tidak membebani komunitas perbankan.

Sementara di China sebagai negara produsen emas terbesar dan konsumen no. 2 setelah India, memberi kejutan pada selasa lalu dengan dikeluarkanya data manufakturnya yang meningkat walaupun banyak analyst yang memperkirakan data tersebut akan buruk. Chinese Manufacturing PMI naik dari 49.7 menjadi 49.8 dimana sebagian analyst memprediksi akan turun ke 49.6
Hari ini akan menjadi hari pertama libur nasional di china.

Kenaikan suku bunga U.S oleh FOMC dinilai akan semakin menekan harga Emas, dikarenakan emas akan semakin sulit untuk bersaing dengan asset - asset yang memberi yield tinggi.

Sesi awal Asia emas diperdagangkan ranging di $1116.53 dan $1111.89, perdagangan emas cenderung flat karena libur china dan masih menunggunya laporan U.S jobless claim dan U.S manifakturing PMI. walau demikian kita akan melihat sedikit pergerakan diawal sesi eropa, dimana emas akan coba memproyeksikan harga pivotnya di $1120.16 sebelum report U.S dirilis. (Chalbar MPA)