Galia News - Begitu kita mendengar kata panjat tebing, bayangan kita langsung tertuju pada dinding batu tegak dan keberanian pada rasa takut akan ketinggian. Dua hal yang tidak terpisahkan karena seolah – olah darah kita terpompa dengan kencang kala melihat kebawah dari ketinggian yang mengakibatkan rasa ngilu pada sendi dan tulang kita. Dan rasa takut yang di bayangkan oleh orang lain saat menyaksikan climber malakukan pemanjatan memang nyata adanya.
Kita semua sebagai manusia dengan kemampuan terbatas pasti memiliki rasa takut akan ketinggian, jika dikhususkan pada panjat dinding rasa takut tesebut akan berwujud takut akan ketinggian, takut terjatuh maupun takut akan medan tebing yang sulit dan rasa takut tersebut memang dirasa betul oleh para climber, tetapi rasa takut yang sewajarnya tentunya. Namun takut tersebut menjadi adrenalin tersendiri saat operasional pemanjatan yang dikonversikan oleh para climber menjadi sebuah persiapan fisik yang matang, persiapan alat pemanjatan yang lengkap serta teknik yang sempurna. Karena siapa yang ingin terjatuh saat memanjat dinding yang tegak.
Sebuah persiapan fisik yang baik, kelengkapan alat yang lengkap serta di dukung dengan kemampuan materi dan teknik panjat tebing yang baik tentunya akan meminimalisir bahkan menghilangkan potensi resiko kecelakaan pada saat pemanjatan. Dan menjadikan olahraga extreme tersebut sebagai olahraga yang aman bagi semua kalangan.
Pada akhirnya rasa takut memang diperlukan oleh kita semua, khususnya pada setiap olahraga petualangan. Karena dengan adanya rasa takut kita menjadi lebih waspada akan potensi bahaya yang ada di sekitar kita saat melakukan aktivitas petualang dan menjadikan perencanaa serta persiapan sebuah point penting untuk dilakukan. Jadi apakah anda akan melawan rasa takut anda atau tetap diam di kamar berselimut tebal? (wd)