GALIA NEWS - Jogja, Sambut Festival Kali Winongo, Forum Komunikasi Winongo Asri dan Badan Lingkungan Hidup DIY ajak warga lakukan bersih-bersih sungai Winongo.
Aksi bersih-bersih tersebut sendiri sudah dilakukan sejak bulan Juni dan masih akan dilakukan sampai dilakukan Festival Winongo yang direncanakan akan dilaksanakan pada 12 dan 13 September 2015.
"Kita adakan bersih-bersihnya selama 5 hari seminggu, dimulai dari Kricak Tegalrejo kemarin kita sudah sampai di Patangpuluhan Wirobrajan," ujar Koordinator Merti Kali Winongo, Purnama Minggu (30/08/2015).
Dalam kegiatan tersebut panitia memang selalu mengajak dan menggandeng masyarakat sekitar daerah aliran sungai untuk turun tangan bersama membersihkan sungai winongo.
"Kita selalu ajak warga kanan kiri, biasanya setiap kelurahan kita ajak 35 warga. Selain untuk membersihkan sungai dengan mengetahui dan ikut membersihkan SungaiWinongo, diharap masyarakat menjadi lebih memiliki dan punya kemauan untuk merawat sungai Winongo," jelasnya.
Selama sekitar dua bulan membersihkanSungai Winongo sendiri, dirinya menuturkan masyarakat sepanjang aliran Sungai Winongo sangat antusias dalam mengikuti Merti Sungai.
Pasalnya, banyak yang baru menyadari bahwa Sungai Winongo sendiri sudah cukup banyak sampah mulai dari tas plastik, pohon pisang, ranting bambu dan sampah yang lain.
"Ketika ada kegiatan ada warga yang merasa malu dan bersalah karena sering buang sampah di sungai dan baru menyadari ternyata sampahnya sudah numpuk," ujarnya.
Dia berharap nantinya ada upaya penyadaran masyarakat sepanjang daerah aliran sungai akan pentingnya kebersihan sungai sehingga ada kekompakan dalam menjaga sungai winongo.
Apalagi disebutnya, Sungai Winongo yang melewati 11 Kelurahan dan 6 kecamatan di Yogyakarta adalah sungai yang unik, berbeda dengan Sungai Code yang di sepanjang tepinya sudah berupa pondasi.
Sungai Winongo masih lebih alamiah, karena di beberapa tempat tebingnya masih alami dan berbatasan dengan persawahan, sehingga untuk pengembangan wisata potensinya masih sangat besar.
"Sebenarnya kalau sungai bersih kan semua untung, masyarakat nyaman selain itu sangat potensial untuk wisata dan kuliner. Kalau di luar negeri restoran yang ada di pinggir sungai harganya lebih mahal lho, tapi tentu saja sungainya harus bersih dan tidak berbau," tuturnya. (Bgl/ Sumber: Tribun Jogja)